TT

Kita adalah Tokoh Utama dalam Kisah Kita sendiri.. Berjuanglah!!

Rabu, 09 Mei 2012

Bengong di Malam Minggu


"Malam minggu enaknya ngapain ya?" Kata Zohir sambil memegang perutnya yang kekenyangan, baru saja selesai babak kedua dari buka puasa.
"Purut udah buncit kaya gitu sih, paling-paling juga kamu ngorok" Kata Uki, Zohir terkekeh..
"Tapi masa sih, tiap malam minggu kita bengong mulu" Kata Zohir.
"yang bengong itu kamu aja kali, jangan pake kita" Kata Uki protes.
"Nah kalau gak bengong, kamu ngapain hayo.."
"Otakku itu penuh dengan Ide Hir, gak ada waktu untuk bengong-bengongan, kalaupun terlihat bengong, itu tandanya sedang memikirkan sesuatu" Jawab Uki.
"Alaaah... So' jenius kamu Ki" Kata Zohir.
"Memang aku jenius Hir, gak seperti kamu, malam minggu gak malam minggu sama aja, kerjaannya bengong mulu, apalagi semenjak Susi pulang kampung, seminggu lagi sepertinya kamu masuk Rumah sakit jiwa deh" Kata Uki sadis.
"Gak segitunya kali ki" Jawab Zohir cemberut.
"Hey, makhluk aneh, kalian gak pada keluar ya?" Kata Tya dengan langkahnya yang dibuat gemulai, dandanannya udah aduhay.
"Bulan ramadhan, gak ada waktu untuk jalan-jalan keluar" Jawab Zohir.
"So' Alim lo, diam di kost juga cuma pada bengong kaya orang bego" Kata Tya.
"Zohir memang sudah bego dari sononya" Kata Uki.
"Sama Kaya kamu" Jawab Tya.
"Tapi kamu suka kan?" Kata Uki kedip-kedip mata.
"Cih, najis taw" Kata Tya, di luar suara klakson motor udah menjerit beberapa kali. "Ok deh, selamat berbengong aja, aku mau keluar sama si Beib lo" Kata Tya turun tangga.
"Sana pergi, hati-hati ya, perasaanku gak enak" Kata Zohir, Tya cemberut tanpa menjawab.
Uki dan Zohir memilih nangkring di beranda rumah lantai atas, jadi lumayan asik bisa memandangi bintang-bintang dilangit, ditemani secangkir kopi dan beberapa batang rokok filter.
tidak berapa lama Bela keluar dari kamar, rambut panjangnya kusut, ngucek-ngucek mata sejenak, kemudian berjalan ke arah Uki dan Zohir.
"Ternyata kamu ada di kamar Bel" Kata Uki.
"Ia nih, kepalaku lagi cenat-cenut" Jawab Bela sambil menguap."Boleh gabungkan" Tambahnya.
"Boleh aja, tempat inikan milik bersama" Kata UKi.
Zohir duduk tersandar, di jari tangan kirinya masih terslit sebatang rokok yang nyaris tinggal puntung.
"Cowok kamu kemana Bel?" Tanya Zohir.
"Putus seminggu yang lalau" Kata Bela, Uki terkekeh, Zohir senyum.
"Yeee.. bukannya prihatin, malah diketawain" Kata Bela manyun."Prihatin sih, tapi ada bagusnya juga, kita berdua jadi ada teman malam ini" Kata Uki.
"Ugh.. bahagia di atas penderitaan orang lain namanya.." Kata Bela.
"Memangnya kenapa kamu bisa putus?" Tanya Zohir.
"Biasalah, perbedaan prinsip" Kata Bela.
"Wah.. boleh daftar nih" Kata Uki sambil terkikik.
"Boleh, tapi harus lulus tes dulu" Jawab Bela.
"Busyet dah.." Kata Uki angkat tangan. Bela tersenyum manis..
"Si Tami gmana?" Tanya Bela.
Uki langsung menarik nafas, dihembuskan lagi dengan desahan berat.
"Jangan Tanya Bel, si Tami makin jauh tuh" Kata Zohir melirik Uki.
"Untuk saat ini, aku mencoba menjauh" Kata Uki dengan nada puitis, Bela menahan senyum, Zohir malah ngakak.
"Perjuangkan donk Ki? masa gitu aja nyerah" Kata Bela.
"Gak ada yang patut untuk diperjuangkan, aku mulai sadar, cinta itu gak boleh dipaksakan" Kata Uki, dia kali ini benar-benar bicara dengan nada serius.
"Betul juga sih, buat apa ngotot kalau hanya bertepuk sebelah tangan" Kata Bela.
"Nah itu dia, mungkin masih banyak wanita yang lebih baik untuk ku suatu saat" Kata Uki melirik Bela, yang dilirik malah senyum-senyum masem.
sejenak suasana menjadi hening, angin malam minggu mulai menusut tulang persendian.
"Hem.. masih ada aku nih" Kata Zohir merasa dicuekin.
"Ow.. masih ada toh, kirain udah hanyut ke alam mimpi" Kata Uki.
tapi sejenak kemudian suara dengkuran datang dari arah Zohir.
"busyet, antara terjaga dengan mimpi kaya gak ada jarak sama sekali" Kata Uki, Bela tertawa pelan.
"malam minggu ini sepi bange ya?" Kata Bela.
"Di kos, ya sepi, coba ke jalan-jalan, pasti penuh" Jawab Uki.
kembali hening, dengkuran Zohir benar-benar mengganggu, entah mengapa Uki dan Bela jadi sama-sama kaku, tidak seperti biasanya.
"Kamu rencana pulang kampung kapan Bel?" Tanya Uki memecah kesunyian.
"Rencananya sih dua hari sebelum lebaran, kamu?" Tanya Bela
"mungkin enggak pulang" Jawab Uki
"Lho, koq gak pulang?"
"Gak tahu juga, males aja.. berat di ongkos" Jawab Uki.
"bagaimana kalau ikut sama aku aja?" Kata Bela..Deg.. jantung Uki jadi berdenyut lebih kencang.
"Wah.. malu aku ikut ke kampung mu" Jawab Uki.
"Ye.. Malu kenapa juga" Kata Bela.."Ohok.. Khem, Huacihm!!!!" suara Zohir antara batuk, ngelindur dengan Bersin jadi satu.
Uki dan Bela terkejut di buatnya.
"Nyam... Udah saur ke?" Kata Zohir mengucek-ngucek mata, secepat kilat mengelap ilernya yang mengalir sampai ke leher, Bela bergidik memandangnya."sahur sana kamu sendiri" Kata Uki, entah mengapa perasaannya jadi dongkol..
"Kita sahur sama-sama aja Yu'" Kata Bela, "biar kau yang masak deh" Tambahnya.
"Boleh, sepertinya lebih asik" Kata Uki.
"Sejak kapan kamu baik, sampai mau masakin kita segala" Kata Zohir. Bela kembali cemberut.
"Ow, jadi selama ini manurut kamu aku kurang baik begitu?" Kata Bela melotot, Zohir terkekeh,
"baik sih, tapi dikit" Jawab Zohir.
malam minggu itu di tutup dengan acara sahur bersama, Bela sebagai tukang masak walau hanya masak mie+telor, apapun makanannya asal ada keiklasan dan kebersamaan, semuanya terasa enak. seperti itulah yang dirasakan Uki, jauh di dasar hatinya, ia berkata.. kalau dilihat-lihat, bela itu cantik juga, baik lagi.. boleh nih... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar