TT

Kita adalah Tokoh Utama dalam Kisah Kita sendiri.. Berjuanglah!!

Kamis, 03 Mei 2012

Nyari Kos


"Harus kemana lagi kita nyari kos Ki, ini udah yang ketiga harinya, kos udah penuh semua" Kata Zohir.
"Gak tahulah Hir, yang penting kita harus tetap berusaha mencari, masa mau numpang tidur di teras mesjid terus" Jawab Uki.
tiga hati tiga malam mereka terluntang lantung mencari kos yang dekat daerah kampus, tapi udah pada penuh oleh calon-calon mahasiswa yang lebih dahulu datang ke Pontianak, jadi selama tiga hari tiga malam itu, Uki dan Zohir pindah dari masjid ke masjid, sialnya mesjid di kota-kota pada dikunci, jadi mau tidak mau numpang tidur di teras, yang penting bisa baring, itu menurut Zohir.
keduanya masih berjalan gontai, sesekali memandang langit, berharap awan tebal segera menutup matahari yang panasnya begitu menyengat, Uki jongkok memungut sebuah batu seukuran kelereng, kemudian menggoyang-goyangkannya dekat dengan telinga.
"Eh, Hir.. ini batu aneh lho, koq bunyi ya?" Kata Uki.
"Masa sih?" Kata Zohir langsung merebut batu di tangan Uki, menggoyang-goyangkannya dekat telinga seperti yang dilakukan oleh Uki sebelumnya.
"Awas...awas..awas.. ada orang gila mau lempar" Kata Uki berlari sambil ngakak..
"Sialan" Kata Zohir benar-benar melemparkan batu itu ke arah Uki.
hasilnya, lumayan menghilangkan langkah gontai. keduanya jadi kejar-kejaran, saling lempar ala anak kecil..
hingga sore menjelang, akhirnya mereka berhenti di sebah rumah, di depan tertulis.. “MENERIMA KOST”
“itu artinya, tempat  ini masih ada yang kosong hir” Kata Uki.
“Semoga aja Ki” Kata Zohir langsung memencet bel.
“Maaf, di sini gak menerima sumbangan dalam bentuk apapun” Kata seorang cewek seumuran mereka keluar dari balik pintu.
Uki dan Zohir saling pandang.. “Tampang kamu kaya orang yang memintan sumbangan Hir” Kata Uki.
“Enak aja, tampang kamu kali yang seperti itu” Jawab Zohir merasa diremehkan.
untung aja cewek ini cakep Hir.. bisik Uki.
Memangnya kalau jelek mau kamu apain? Zohir balik berbisik.
Ku kasihkan kamu saja tentunya.. Kata Uki menahan senyum, Zohir bersungut tidak jelas.
“Eeh.. ini orang dibilangin, koq malah bisik-bisik, sudah pergi sana” Kata cewek itu.
“Siapa yang minta sumbangan Coba, kami datang kesini mau nyari kos” Kata Uki akhirnya.
“Nyari Kos? Gak salah..” Kata cewek itu, memperhatikan Uki dan Zohir dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Kenapa memangnya, gini-gini juga kami ini calon mahasiswa baru” Kata Zohir. Si cewek mencibir..
“Jadi masih ada yang kosong gak?” Kata Zohir.
“Kalau mau nyari kos, sepertinya kalian salah alamat” Kata Cewek itu.
“Salah alamat? Kalau sudah penuh, bilang aja, jangan bertele-tele, udah gitu pake tempel menerima kos segala di depan tuh” Kata Uki.
“Ia, di sini memang menerima kost, dan kebetulan ada yang masih kosong, tapi apakah kalian gak bisa baca plang di depan” Kata si cewek lagi.
Uki dan Zohir kembali saling pandang, kemudian memandang plang di depan lebih teliti, di atasnya memang ada tulisan dengan ukuran yang cukup besar “MENERIMA KOS” dan di bawahnya ada tulisan yg lebih halus.. “Khusus Putri”
“Oh.. jadi ini tempat khusus untuk cewek ya” Kata Uki cengar-cengir.
“Makanya aku bilang kalian salah alamat” Kata cewek itu.
“Ada apa ini ribut-ribut” Kata seorang perempuan setengah baya, badannya sedikit ndut, tapi masih seksi, seukuran tante-tante girang yang biasa mangkal di tikungan jalan.
“Ini bu, ada yang nyari kost, udah tahu ini khusus putri masih saja ngotot pencet bel” Kata cewek tadi.
“Oh.. nyari kost ya? Kabetulan masih ada beberapa kamar lagi yang kosong” Kata Perempuan setengah baya itu, wajah Uki dan Zohir langsung cerah.
“Lho bu, bukannya ini khusus cewek” Kata Cewek tadi.
“Yang punya kost kamu atau saya” Jawab perempuan setengah baya itu setengah menghardik, matanya terbelalak, si cewek hanya menaikan kedua bahu, kemudian pergi masuk, naik tangga ke ruangan atas.
“Jadi kami bisa kost di sini?” Kata Uki.
“Ya, bisa saja, tapi di sini penghuninya cewek semua, karena wajah kalian berdua kelihatannya tidak berbahaya untuk cewek-cewek di sini, dan daripada kamar di atas banyak yang masih kosong, jadi saya terima, asal ada uang untuk bayar hari ini dan sebulan berikutnya, kalian boleh masuk sekarang juga” Kata Ibu kost itu.
Akhirnya Uki dan Zohir bisa istirahat dengan tenang di malam itu, karena kost itu cukup mahal, Uki dan Zohir memutuskan untuk tidur satu kamar berdua, penghematan, itupun setelah melalui proses memohon dan sedikit merayu pada ibu kost, kini masalahnya hanya satu.. anak-anak cewek yang merasa menjadi senior di kost itu satupun tidak ada yang terlihat ramah.. malah cenderung  menunjukan wajah permusuhan,
“Urusan cewek, tenang hir, seribu satu cara telah ku persiapkan untuk besok dan hari-hari berikutnya” Kata Uki menjelang tidur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar