"Harus kemana lagi kita nyari kos Ki, ini udah yang ketiga harinya, kos udah penuh semua" Kata Zohir.
"Gak tahulah Hir, yang penting
kita harus tetap berusaha mencari, masa mau numpang tidur di teras mesjid
terus" Jawab Uki.
tiga hati tiga malam mereka
terluntang lantung mencari kos yang dekat daerah kampus, tapi udah pada penuh
oleh calon-calon mahasiswa yang lebih dahulu datang ke Pontianak, jadi selama
tiga hari tiga malam itu, Uki dan Zohir pindah dari masjid ke masjid, sialnya
mesjid di kota-kota pada dikunci, jadi mau tidak mau numpang tidur di teras, yang
penting bisa baring, itu menurut Zohir.
keduanya masih berjalan gontai,
sesekali memandang langit, berharap awan tebal segera menutup matahari yang
panasnya begitu menyengat, Uki jongkok memungut sebuah batu seukuran kelereng,
kemudian menggoyang-goyangkannya dekat dengan telinga.
"Eh, Hir.. ini batu aneh lho,
koq bunyi ya?" Kata Uki.
"Masa sih?" Kata Zohir
langsung merebut batu di tangan Uki, menggoyang-goyangkannya dekat telinga
seperti yang dilakukan oleh Uki sebelumnya.
"Awas...awas..awas.. ada orang
gila mau lempar" Kata Uki berlari sambil ngakak..
"Sialan" Kata Zohir
benar-benar melemparkan batu itu ke arah Uki.
hasilnya, lumayan menghilangkan
langkah gontai. keduanya jadi kejar-kejaran, saling lempar ala anak kecil..
hingga sore menjelang, akhirnya
mereka berhenti di sebah rumah, di depan tertulis.. “MENERIMA KOST”
“itu artinya, tempat ini
masih ada yang kosong hir” Kata Uki.
“Semoga aja Ki” Kata Zohir langsung
memencet bel.
“Maaf, di sini gak menerima
sumbangan dalam bentuk apapun” Kata seorang cewek seumuran mereka keluar dari
balik pintu.
Uki dan Zohir saling pandang..
“Tampang kamu kaya orang yang memintan sumbangan Hir” Kata Uki.
“Enak aja, tampang kamu kali yang
seperti itu” Jawab Zohir merasa diremehkan.
untung aja cewek ini cakep Hir..
bisik Uki.
Memangnya kalau jelek mau kamu
apain? Zohir balik berbisik.
Ku kasihkan kamu saja tentunya..
Kata Uki menahan senyum, Zohir bersungut tidak jelas.
“Eeh.. ini orang dibilangin, koq
malah bisik-bisik, sudah pergi sana” Kata cewek itu.
“Siapa yang minta sumbangan Coba,
kami datang kesini mau nyari kos” Kata Uki akhirnya.
“Nyari Kos? Gak salah..” Kata cewek
itu, memperhatikan Uki dan Zohir dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Kenapa memangnya, gini-gini juga
kami ini calon mahasiswa baru” Kata Zohir. Si cewek mencibir..
“Jadi masih ada yang kosong gak?”
Kata Zohir.
“Kalau mau nyari kos, sepertinya
kalian salah alamat” Kata Cewek itu.
“Salah alamat? Kalau sudah penuh,
bilang aja, jangan bertele-tele, udah gitu pake tempel menerima kos segala di
depan tuh” Kata Uki.
“Ia, di sini memang menerima kost,
dan kebetulan ada yang masih kosong, tapi apakah kalian gak bisa baca plang di
depan” Kata si cewek lagi.
Uki dan Zohir kembali saling
pandang, kemudian memandang plang di depan lebih teliti, di atasnya memang ada
tulisan dengan ukuran yang cukup besar “MENERIMA KOS” dan di bawahnya ada
tulisan yg lebih halus.. “Khusus Putri”
“Oh.. jadi ini tempat khusus untuk
cewek ya” Kata Uki cengar-cengir.
“Makanya aku bilang kalian salah
alamat” Kata cewek itu.
“Ada apa ini ribut-ribut” Kata
seorang perempuan setengah baya, badannya sedikit ndut, tapi masih seksi,
seukuran tante-tante girang yang biasa mangkal di tikungan jalan.
“Ini bu, ada yang nyari kost, udah
tahu ini khusus putri masih saja ngotot pencet bel” Kata cewek tadi.
“Oh.. nyari kost ya? Kabetulan
masih ada beberapa kamar lagi yang kosong” Kata Perempuan setengah baya itu,
wajah Uki dan Zohir langsung cerah.
“Lho bu, bukannya ini khusus cewek”
Kata Cewek tadi.
“Yang punya kost kamu atau saya”
Jawab perempuan setengah baya itu setengah menghardik, matanya terbelalak, si
cewek hanya menaikan kedua bahu, kemudian pergi masuk, naik tangga ke ruangan
atas.
“Jadi kami bisa kost di sini?” Kata
Uki.
“Ya, bisa saja, tapi di sini
penghuninya cewek semua, karena wajah kalian berdua kelihatannya tidak
berbahaya untuk cewek-cewek di sini, dan daripada kamar di atas banyak yang
masih kosong, jadi saya terima, asal ada uang untuk bayar hari ini dan sebulan
berikutnya, kalian boleh masuk sekarang juga” Kata Ibu kost itu.
Akhirnya Uki dan Zohir bisa
istirahat dengan tenang di malam itu, karena kost itu cukup mahal, Uki dan
Zohir memutuskan untuk tidur satu kamar berdua, penghematan, itupun setelah
melalui proses memohon dan sedikit merayu pada ibu kost, kini masalahnya hanya
satu.. anak-anak cewek yang merasa menjadi senior di kost itu satupun tidak ada
yang terlihat ramah.. malah cenderung menunjukan wajah permusuhan,
“Urusan cewek, tenang hir, seribu
satu cara telah ku persiapkan untuk besok dan hari-hari berikutnya” Kata Uki
menjelang tidur..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar