"Apa? dikampung kamu banyak
rambutan?" Kata Zohir begitu Bella mengajak Uki untuk ikut ke kampungnya.
"Bukan lagi banyak, gak
kemakan malah" Jawab Bella, nadanya kurang senang, yang diajak Uki, yang
jawab Zohir.
"Wah, kita tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan ini Ki" Kata Zohir, Uki terlihat masih mikir.
"Ye.. siapa yang ngajak
kamu?" Kata Bella.
"Hir, kalau kamu ikut,
rambutan tu bisa habis dengan pohon-pohonnya" Kata Uki.
"Emang aku monyet" Jawab
Zohir.
"Monyet mana bisa ngabiskan
rambutan dengan pohonnya" Kata Uki.
"Terus apa?" Tanya Zohir.
"Kingkong, hahah" Kata
Uki ngakak, Bella ikutan tertawa.
"Memangnya Kingkong bisa makan
pohon rambutan" Tanya Zohir merngut.
"Makan sih gak bisa, tapi kan
bisa numbangkan" Jawab Uki masing ngakak.
"Jadi ikut gak Ki?" Kata
Bella.
"Ok, kita pergi bertiga"
Jawab Uki.
"Nah itu baru temen" Kata
Zohir.
"Sebenarnya aku gak rela kalau
Zohir ikut" Kata Bella, "tapi gak tega juga kalau di tinggal di kost
sendirian" Tambahnya, Zohir kembali cemberut. Bela dan uki kembali ngakak
melihat Muka Zohir cemberut, gak cemberut aja jelek, apalagi cemberut.
setelah menyiapkan beberapa
perlengkapan, akhirnya ketiga anak kost itu berangkat menuju kampung Bella,
awalnya mau pake motor, tapi setelah mempertimbangkan beberapa kemungkinan,
akhirnya mobil umum sebagai pilihan untuk dijadikan alat transportasi, Bella,
kurang setuju, tapi Uki Nekat, alasannya pake mobil itu jauh lebih
menyenangkan, Zohir sih ngikut-ngikut aja, namanya juga ekor.
setelah setengah hari perjalanan,
akhirnya sampai juga di sebuah perkampungan sejuk damai, dan jauh dari
keramaian..
"Wuih,, di sini alamnya masih
murni" Kata Uki.
"Semurni jiwaku" Kata
Zohir menghirup udara segar dengan mata terpejam.
"Murni dari mana, udah karatan
kaya gitu" Kata Bella, Uki ngikik.
"Silahkan di minum
airnya?" Kata Ibunya Bella menghidangkan air kelapa + beberapa potong
kueh, Bella sudah bilang bahwa kalau dia bakal bawa teman, jadi ibunya sudah
menyiapkan sambutan.
"Beginilah keadaan di kampung,
harap di maklumi aja" Kata Bapaknya Bella.
"Perkampungan di sini jauh
lebih maju pak, listrik udah masuk, rumah-rumah penduduk juga sepertinya banyak
yang udah permanen, jalan juga sudah bagus" Jawab Uki. Bapak Bella
tersenyum
"Memangnya ada perkampuang
yang lebih parah dari kampung ini" Kata Bapak Bella.
"Ada Pak, kampungnya Zohir,
tanya aja sama orangnya tuh.. udahlah Jalannya tanah merah, setapak tikus, naik
gunung, belum ada listrik lagi, pokoknya parah bangetlah" Jawab Uki.
"Enak aja, perkampungan kamu
tuh yang lebih parah Ki, masih banyak aspal-aspal bau dari kotoran Bab I"
Kata Zohir. lagi-lagi bapaknya Bella hanya tersenyum bijak.
"Oia, katanya kalian mau
rambutan, tuh silahkan panjat" Kata Bella.
"Sebenarnya dari tadi nih
nunggu di suruh" Jawab Zohir langsung berlari ke arah pohon rambutan.
"Tuh kan Bel, kalau Zohir
ikut, rambutan itu pasti habis dengan pohonnya" Kata Uki, Bela tertawa
ngikik, zohir sudah melupakan semuanya, wajahnya benar-benar telah berubah
menjadi rambutan. Bapak bella kembali kebelakang.
kini diberanda rumah hanya ada Uki
dan Bella, sejenak hening, Uki pura-pura menghirup sisa air kelapa di gelasnya.
"Di sini benar-benar tentram
ya" Kata UKi.
"ya begitulah, makanya aku tuh
kalau lagi stres pengen cepat-cepat pulang" Jawab Bela..
angin berhembus dengan lembut,
memainkan rambut panjangnya Bella, diam-diam Uki memperhatikannya.
"Udara di sini seakan masih
bersahabat, kicau burung benar-benar menentramkan jiwa" Kata Uki, kulit
rambutan melayang ke arah ke palanya, tapi dengan sigap dia mengelak.
"Tanganmu harus lebih terlatih
untuk mengenai kepalaku Hir?" Teriak Uki mencibir.
"Sengaja gak ku kenain Ki, nih
rasakan!!!" teriak Zohir dari arah pohon rambutan.
"Busyet... curang kamu
Hir" Kata Uki begitu dia terkena lemparan, kali ini bukan hanya kulitnya,
tapi dengan isi rambutannya, Zohir malah tertawa ngakak."Bel, boleh lihat
telapak tangan kamu gak?" Kata Uki
"Kenapa memangnya?" Tanya
Bela
"Mau lihat aja, bagaimana
bentuk garis telapak tangan kamu" Kata Uki.
"Mm.. Boleh" Kata Bela,
membuka telapak tangangannya, mirip orang yang sedang amin dalam do'a-doa.
Uki memegang tangan Bela, keningnya
mengkerut..
"Wah, bahaya Bel" Kata
Uki.
"Kenapa?" Kata Bella
cemas.
"Sepertinya tangan kamu harus
segera di cuci" Kata Uki mengeluarkan biji rambutan dari mulutnya, dan
jatuh tepat di telapak tangan Bella.."Uugh.... Uki Jahat!!!!!" Teriak
Bella, melemparkan biji rambutan ke arah Uki, Tapi uki dengan sigap mengelak,
ia malah berlari sambil tertawa ngakak, Bella mengejarnya."Hir, minta
rambutan!!!" Teriak Bella, Zohir menjatuhkan beberapa buah, Bella langsung
melempari Uki, yang dilempar malah cengar-cengir sambil berlari mengitari
beberapa pohon yang ada di sekita halaman.
"Udah Bel, ampun" Kata
Uki begitu melihat Bella terus berusaha melempari Uki tak kenal
menyerah."Hajar Aja Bel" Teriak Zohir, udah berapa puluh buah masuk
ke dalam perutnya, tapi sepertinya belum ada tanda-tanda turun dari pohon
rambutan.
"Siapa yang nyari gara-gara
hayo" Kata Bella. Uki kembali nyengir.
Zohir akhirnya turun, perutnya
benar-benar buncit..
"Hah,, kenyang aku"
"Hir-hir, di kampung kamu
rambutan menjadi buah yang sangat langka ya, sampe segitunya makan
rambutan" Kata Bella.
"hehehe.. ia bel, lagi
langka" Jawab Zohir sesak nafas.
ketiganya kembali duduk di beranda
rumah, Zohir terlentang tanpa baju,
"Andai Susi ada di sini"
Kata Zohir lirih, beberada detik kemudian, dia mulai mendengkur. Uki dan Bella
menggelengkan kepala hampir berbarengan, kemudian sama-sama tersenyum.
"Untung kamu ada di sini"
Kata Uki menatap Bella.
Bella tersenyum, "Kalau gak
ada?"
"Kalau gak ada, bisa-bisa aku
stres ala Zohir" Kata Uki ngikik..
"Huh, gombal" Kata Bella,
tapi jelas di wajahnya tersenyum senang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar