TT

Kita adalah Tokoh Utama dalam Kisah Kita sendiri.. Berjuanglah!!

Rabu, 09 Mei 2012

Berawal dari Rambutan


"Apa? dikampung kamu banyak rambutan?" Kata Zohir begitu Bella mengajak Uki untuk ikut ke kampungnya.
"Bukan lagi banyak, gak kemakan malah" Jawab Bella, nadanya kurang senang, yang diajak Uki, yang jawab Zohir.
"Wah, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini Ki" Kata Zohir, Uki terlihat masih mikir.
"Ye.. siapa yang ngajak kamu?" Kata Bella.
"Hir, kalau kamu ikut, rambutan tu bisa habis dengan pohon-pohonnya" Kata Uki.
"Emang aku monyet" Jawab Zohir.
"Monyet mana bisa ngabiskan rambutan dengan pohonnya" Kata Uki.
"Terus apa?" Tanya Zohir.
"Kingkong, hahah" Kata Uki ngakak, Bella ikutan tertawa.
"Memangnya Kingkong bisa makan pohon rambutan" Tanya Zohir merngut.
"Makan sih gak bisa, tapi kan bisa numbangkan" Jawab Uki masing ngakak.
"Jadi ikut gak Ki?" Kata Bella.
"Ok, kita pergi bertiga" Jawab Uki.
"Nah itu baru temen" Kata Zohir.
"Sebenarnya aku gak rela kalau Zohir ikut" Kata Bella, "tapi gak tega juga kalau di tinggal di kost sendirian" Tambahnya, Zohir kembali cemberut. Bela dan uki kembali ngakak melihat Muka Zohir cemberut, gak cemberut aja jelek, apalagi cemberut.
setelah menyiapkan beberapa perlengkapan, akhirnya ketiga anak kost itu berangkat menuju kampung Bella, awalnya mau pake motor, tapi setelah mempertimbangkan beberapa kemungkinan, akhirnya mobil umum sebagai pilihan untuk dijadikan alat transportasi, Bella, kurang setuju, tapi Uki Nekat, alasannya pake mobil itu jauh lebih menyenangkan, Zohir sih ngikut-ngikut aja, namanya juga ekor.
setelah setengah hari perjalanan, akhirnya sampai juga di sebuah perkampungan sejuk damai, dan jauh dari keramaian..
"Wuih,, di sini alamnya masih murni" Kata Uki.
"Semurni jiwaku" Kata Zohir menghirup udara segar dengan mata terpejam.
"Murni dari mana, udah karatan kaya gitu" Kata Bella, Uki ngikik.
"Silahkan di minum airnya?" Kata Ibunya Bella menghidangkan air kelapa + beberapa potong kueh, Bella sudah bilang bahwa kalau dia bakal bawa teman, jadi ibunya sudah menyiapkan sambutan.
"Beginilah keadaan di kampung, harap di maklumi aja" Kata Bapaknya Bella.
"Perkampungan di sini jauh lebih maju pak, listrik udah masuk, rumah-rumah penduduk juga sepertinya banyak yang udah permanen, jalan juga sudah bagus" Jawab Uki. Bapak Bella tersenyum
"Memangnya ada perkampuang yang lebih parah dari kampung ini" Kata Bapak Bella.
"Ada Pak, kampungnya Zohir, tanya aja sama orangnya tuh.. udahlah Jalannya tanah merah, setapak tikus, naik gunung, belum ada listrik lagi,  pokoknya parah bangetlah" Jawab Uki.
"Enak aja, perkampungan kamu tuh yang lebih parah Ki, masih banyak aspal-aspal bau dari kotoran Bab I" Kata Zohir. lagi-lagi bapaknya Bella hanya tersenyum bijak.
"Oia, katanya kalian mau rambutan, tuh silahkan panjat" Kata Bella.
"Sebenarnya dari tadi nih nunggu di suruh" Jawab Zohir langsung berlari ke arah pohon rambutan.
"Tuh kan Bel, kalau Zohir ikut, rambutan itu pasti habis dengan pohonnya" Kata Uki, Bela tertawa ngikik, zohir sudah melupakan semuanya, wajahnya benar-benar telah berubah menjadi rambutan. Bapak bella kembali kebelakang.
kini diberanda rumah hanya ada Uki dan Bella, sejenak hening, Uki pura-pura menghirup sisa air kelapa di gelasnya.
"Di sini benar-benar tentram ya" Kata UKi.
"ya begitulah, makanya aku tuh kalau lagi stres pengen cepat-cepat pulang" Jawab Bela..
angin berhembus dengan lembut, memainkan rambut panjangnya Bella, diam-diam Uki memperhatikannya.
"Udara di sini seakan masih bersahabat, kicau burung benar-benar menentramkan jiwa" Kata Uki, kulit rambutan melayang ke arah ke palanya, tapi dengan sigap dia mengelak.
"Tanganmu harus lebih terlatih untuk mengenai kepalaku Hir?" Teriak Uki mencibir.
"Sengaja gak ku kenain Ki, nih rasakan!!!" teriak Zohir dari arah pohon rambutan.
"Busyet... curang kamu Hir" Kata Uki begitu dia terkena lemparan, kali ini bukan hanya kulitnya, tapi dengan isi rambutannya, Zohir malah tertawa ngakak."Bel, boleh lihat telapak tangan kamu gak?" Kata Uki
"Kenapa memangnya?" Tanya Bela
"Mau lihat aja, bagaimana bentuk garis telapak tangan kamu" Kata Uki.
"Mm.. Boleh" Kata Bela, membuka telapak tangangannya, mirip orang yang sedang amin dalam do'a-doa.
Uki memegang tangan Bela, keningnya mengkerut..
"Wah, bahaya Bel" Kata Uki.
"Kenapa?" Kata Bella cemas.
"Sepertinya tangan kamu harus segera di cuci" Kata Uki mengeluarkan biji rambutan dari mulutnya, dan jatuh tepat di telapak tangan Bella.."Uugh.... Uki Jahat!!!!!" Teriak Bella, melemparkan biji rambutan ke arah Uki, Tapi uki dengan sigap mengelak, ia malah berlari sambil tertawa ngakak, Bella mengejarnya."Hir, minta rambutan!!!" Teriak Bella, Zohir menjatuhkan beberapa buah, Bella langsung melempari Uki, yang dilempar malah cengar-cengir sambil berlari mengitari beberapa pohon yang ada di sekita halaman.
"Udah Bel, ampun" Kata Uki begitu melihat Bella terus berusaha melempari Uki tak kenal menyerah."Hajar Aja Bel" Teriak Zohir, udah berapa puluh buah masuk ke dalam perutnya, tapi sepertinya belum ada tanda-tanda turun dari pohon rambutan.
"Siapa yang nyari gara-gara hayo" Kata Bella. Uki kembali nyengir.
Zohir akhirnya turun, perutnya benar-benar buncit..
"Hah,, kenyang aku"
"Hir-hir, di kampung kamu rambutan menjadi buah yang sangat langka ya, sampe segitunya makan rambutan" Kata Bella.
"hehehe.. ia bel, lagi langka" Jawab Zohir sesak nafas.
ketiganya kembali duduk di beranda rumah, Zohir terlentang tanpa baju,
"Andai Susi ada di sini" Kata Zohir lirih, beberada detik kemudian, dia mulai mendengkur. Uki dan Bella menggelengkan kepala hampir berbarengan, kemudian sama-sama tersenyum.
"Untung kamu ada di sini" Kata Uki menatap Bella.
Bella tersenyum, "Kalau gak ada?"
"Kalau gak ada, bisa-bisa aku stres ala Zohir" Kata Uki ngikik..
"Huh, gombal" Kata Bella, tapi jelas di wajahnya tersenyum senang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar